Selasa, 10 November 2009

Kultur Jaringan Pada Tanaman

Banyak sekali permasalahan yang dapat diteliti untuk menghasilkan bibit secara in-vitro, dari sekian banyak permasalahan yang harus diteliti dan diperhatikan, komposisi media bagi pertumbuhan eksplan adalah yang paling banyak diteliti dan dicoba oleh pakar kultur jaringan. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya. Media tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif komponen bahan kimia yang hampir sama, hanya agak berbeda dalam besarnya kadar untuk tiap-tiap persenyawaan.

  1. Medium MS (Murashigie and Skoog)

Medium MS merupakan medium untuk induksi kalus yang hampir digunakan untuk semua macam tanaman, terutama tanaman herbaceus. Media ini mempunyai konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+. Media ini berguna untuk tempat tumbuh dan menyediakan unsur hara, mineral, asam amino, zat pengatur tumbuh yang dibutuhkan bahan tanam (biji, akar, jaringan tumbuh tanaman) untuk tumbuh.

Pembuataan Medium MS

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan medium MS, yaitu sebagai berikut:

a ) Larutan Stok Makronutrient I dan II

Larutan stok digunakan untuk menghindari ketidaktepatan dan pemborosan waktu karena perlunya pengukuran bahan tertentu dalam jumlah kecil. Jenis-jenis yang termasuk dalam unsur makro (unsur yang dibutuhkan dalam jumlah besar) adalah Nitrogen (N), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg). Unsur NPK adal unsur yang paling mutlak diperlukan oleh tanaman.

Tabel 1. Komposisi Makronutrien yang dibutuhkan Medium MS

Makronutrient (mg/L)

KN3

1.900

NH4NO3

1.650

CaCl.2H2O

440

MgSO4.7H2O

370

KH2PO4

170

b) FeNa2EDTA

Unsur Fe dibutuhkan sedikit lebih banyak daripada unsu mikro lainnya. Didalam kultrur jaringan, pemberian unsur Fe juga berfungsi sebagai penyangga (chelatin agent) yang sangat penting untuk menyangga kestabilan Ph media selama digunakan untuk menumbuhkan jaringan tanaman. Pada tanaman, unsur Fe berfungsi untuk pernafasan dan pembentukan hijau daun.

c) Larutan Stok Mikronutrient

Unsur-unsur yang termasuk didalam unsur mikro (unsur yang dibutuhkan dalam jumlah kecil tetapi harus tersedia) adalah Klor (Cl), Mangan (Mn), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Bor (B), dan Molibdenum (Mo).

Tabel 2. Komposisi Mikronutrien yang dibutuhkan Medium MS

Mikronutrient (mg/L)

MnSO4.4H2O

22,3

ZnSO4.7H2O

8,6

H3BO3

6,2

KI

0,83

CuSO4.5H2O

0,025

NaMoO4.2H2O

0,25

CoCl2.6H2O

0,025

FeSO4.7H2O

27,8

NaEDTA.2H20

37,3

d) Myoinositol

Penambahan myoinositol pada medium bertujuan untuk membantu diferensiasi dan pertumbuhan sejumlah jaringan. Bila myoinositol diberikan bersama auksin, kinetin, dan vitamin, maka dapat mendorong pertumbuhan jaringan kalus.

e) Vitamin

Vitamin-vitamin yang sering digunakan dalam media kultur jaringan antara lain adalah Tiamin (Vitamin B1), Piridoksin (Vitamin B6), dan Asam Nikotonat. Fungsi Tiamin adalah untuk mempercepat laju pembelahan sel, dan Asam nikotonat berfungsi penting dalam reaksi-reaksi enzimatis. Pemberian vitamin C biasanya bertujuan untuk mencegah terjadinya pencoklatan pada permukaan irisan jaringan.

Tabel 1. Komposisi Vitamin yang dibutuhkan Medium MS

Vitamin (mg/L)

Myoinositol

100

Thiamin HCl

0,1

Nikotonik asid

0,5

Piridoksin HCl

0,5

Glisin

2

f) Sukrosa

Sukrosa sering ditambahkan pada medium sebagai sumber energi yang diperlukan untuk induksi kalus. Sukrosa dengan konsentrasi 2% - 5% merupakan sumber karbon. Penggunaan sukrosa diatas kadar 3% menyebabkan erjadinya penebalan dinding sel. Pengaruh rangsangan dari gula terhadap pertumbuhan ditentukan juga oleh cara sterilisasinya.

g) Hormon (Auksin dan Sitokinin)

Dalam pertumbuhan jaringan, sitokinin berpengaruh terutama terhadap pembelahan sel. Bersama-sama dengan Auksin memberikan pengaruh interaksi erhadap diferensiasi jaringan. Pada pemberian auksin dengan kadar relatif tinggi, diferensiasi kalus cenderung ke arah pembentukan primordia akar. Sedangkan pada pemberian sitokinin dengan kadar yang relatf tinggi, diferensiasi kalu akan cenderung ke arah pembentukan primordia batang atau tunas.

h) Agar

Agar berfungsi sebagai zat pemadat untuk memadatkan semua komponen kimia yang terkandung dalam media dan yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Sebelum ditambahkan agar, medium terlebih dahulu diukur derajat keasamannya ( pH ). Sel-sel tanaman yang dikembangkan dengan teknik kultur jaringan mempunyai toleransi pH yang relatif sempita yaitu berkisar antara 5,0 – 6,0. Bila eksplan sudah mulai tumbuh, Ph dalam lingkungan kultur jaringan umumnya akan meningkat apabila nutrient habis terpakai. Dan terakhir adalah sterilisasi dengan autoclaf pada suhu 121 Oc selama 15 menit, untuk menghindari terkontaminasinya medium akibat proses pembuatan.

Pembahasan

Medium yang kami buat ternyata tidak mengalami kontaminasi sama sekali, bahkan tidak terlalu encer maupun tidak terlalu padat.

Medium yang terlalu padat dapat mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab akar-akar sulit untuk menembus ke dalam media. Sedangkan medium yang terlalu encer atau lembek akan menyebabkan kegagalan dalam pekerjaan. Kegagalan dapat berupa tenggelamnya eksplan yang ditanam (eksplan yang berat seperti, wortel, kentang, bawang putih, dan sebagainya). Tenggelamnya eksplan didfalam medium juga dapat menyebabkan busuk karena keadaannya yang sangat lembab dan dapat mengundang jamur ataupun bakteri.

Indrianto, A. 1992. Medium untuk Perkecambahan Biji Anggrek. Dalam : Pelatihan Budidaya Anggrek. Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

George, E.F. and Sherrington, P.D. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture. Exegetis Limited England.

Sriyanti, H. dan Wijayani. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Kanisius : Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar